SEJARAH PR SUKUN
PR Sukun dirintis oleh Mochammad Wartono (Mc Wartono) pada 17 Agustus 1947 di Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Bermula dari perkembangan bisnis rokok kretek yang cukup pesat pascakemerdekaan, khususnya di Pulau Jawa, Mc Wartono kemudian mulai membuka industri rumah tangga rokok kretek. Selain melihat potensi pasar yang cukup bagus, Mc Wartono tergerak hatinya untuk membantu meningkatkan taraf hidup warga desa yang saat itu masih memprihatinkan dengan cara membuka lahan kerja.
Usaha ini pada mulanya hanya mempekerjakan beberapa orang saja. Produk yang dihasilkan pertama kali adalah jenis rokok klobot dengan merek ’’Siyem’’. Pada perkembangannya, usaha rumahan ini terus berkembang hingga mampu menampung tenaga kerja lebih banyak. Mulai tahun 1950, Mc Wartono mengeluarkan merek rokok ’’Sukun’’. Merek baru ini ternyata mengalami perkembangan yang lebih pesat lagi, hingga akhirnya nama ’’Sukun’’ digunakan sebagai nama perusahaan.
Ketekunan dalam membina usahanya yang berorientasi terhadap pemenuhan kepuasan konsumen, kearifan dalam membina tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitasnya, serta pandangan jauh ke depan terhadap situasi ekonomi nasional, semua ini membuat usahanya semakin berkembang. Tenaga kerjanya sampai dengan sekarang sudah menjadi ribuan, bermacam-macam jenis rokok untuk berbagai tingkat harga dengan merek ’’Sukun’’ dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar (hampir di seluruh pantai utara Pulau Jawa).
Mc Wartono wafat 20 Februari 1974 dengan meninggalkan istri, enam anak dan tak kurang 10.000 karyawan. Usaha yang telah dirintisnya kemudian dilanjutkan oleh empat anak laki-lakinya yang kemudian menjadi Direksi PR Sukun hingga kini. Mereka adalah H Tas’an Wartono, H Rindho Wartono, H Yusuf Wartono, dan H Edy Wartono. Sedangkan dua orang putrinya kemudian mengikuti suaminya dan mendirikan perusahaan rokok juga. Mereka adalah Hj Sri Fatimah Wartono almh. (mendirikan PR Siyem di Semarang) dan Hj Ani Wartono (mendirikan PR Langsep di Kudus).
PERKEMBANGAN PR SUKUN
ok_klobot
Rokok Klobot hasil lintingan pekerja yang belum dirapikan dan diberi tambahan rasa. (Dok. PR Sukun)
Hasil produksi pertama yang dihasilkan pada tahun 1947 adalah jenis rokok kretek klobot. Pada saat tersebut memang belum berkembang rokok dengan bungkus papir / kertas sigaret. Jumlah produksi yang dihasilkan pertama kali berkisar 10.000 batang/hari. Sampai saat ini hasil produksi PR.Sukun dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian:
Rokok Klobot
Adalah rokok yang bahan pembungkusnya berasal dari klobot (kulit jagung) yang pengerjaanya dilinting satu persatu dengan tangan, maka istilah untuk pembuatanya adalah karyawan “Tukang linting”
Sigaret Kretek tangan (SKT)
Adalah rokok yang bahan pembungkusnya berasal dari kertas papir. Cara pengerjaannya setiap rokok digiling satu persatu dengan satu alat giling dari bahan kayu maka istilah untuk pembuatannya adalah ’’karyawan tukang giling’’, sedangkan pembantu karyawan giling supaya rapi biasanya disebut ’’karyawan batil’’
ok_klobot_3
Rokok klobot yang sudah dirapikan dan diberi rasa, siap untuk dimasukkan ke dalam kemasan khusus. (Dok. PR Sukun)
Sigaret Kretek Mesin (SKM)
Yaitu rokok yang pengerjaan pembuatan menjadi batang-batangan rokok dilakukan dengan mesin (mekanisasi) dan biasanya diberi filter pada setiap ujungnya
Jumlah kapasitas produksi rata-rata PR Sukun tiap hari:
• Klobot : ± 25.000 batang/hari
• SKT : ± 4.000.000 batang/hari
• SKM : ± 6.000.000 batang/hari
Jumlah karyawan di lingkungan PR Sukun ± 5.000 orang (90% wanita), meliputi:
• Karyawan borong
• Karyawan harian
• Karyawan bulanan
PEMASARAN PR SUKUN
Jawa Tengah dan DIJ
Produk-produk PR Sukun di wilayah Jateng terkonsentrasi di wilayah pantura, mulai Brebes sampai Rembang. Sukun juga hadir di Solo raya, dan Purwokerto. Di Jogja, produk-produk Sukun hadir di seluruh wilayah, mulai dari Kota Jogja, Sleman, Bantul, Gunung Kidul, hingga Kulonprogo.
Jawa Barat
Di provinsi ini, produk Sukun dipasarkan di Cirebon, Tasikmalaya, dan Sukabumi.
Jawa Timur
Wilayah pantura masih menjadi basis peredaran rokok Sukun di Jawa Timur, mulai dari Tuban hingga ke Sidoarjo.
Luar Jawa
Sumatra Utara, Riau, Jambi, Lampung, KalimantanTimur, Kalimantan barat, Ujung Pandang, Bali, Lombok.