Mc. Wartono putra keempat dari tujuh bersaudara, dari keluarga bapak Singodikromo yang menjadi Kepala Desa Gondosari kecamatan Gebog. Ia terlahir pada tahun 1920 dengan pendidikan Vervolg-School dan Sekolah Dagang di Kudus.
Mc. Wartono semasa kecilnya telah bersinggungan dengan tata kerja produksi rokok kretek. Di tengah-tengah kesibukannya menuntut ilmu, ia membantu menjadi kasir dari saudara kandungnya bemama Kamad, yang saat itu memeiliki usaha sebagai abon dari perusahaan rokok kretek H. Muslich (Tebu dan Jagung). Menjadi kasir dari sebuah usaha abon rokok kretek, membuat pribadi Mc. Wartono harus teliti dan hati-hati ketika melakukan pembayaran kepada para karyawan yang mengambil pekerjaan dari Kamad. Kehati-hatian sangat diperlukan karena untuk menghindari pembayaran jangan sampai berlebih dari yang seharusnya dibayarkan kepada para pekerja borongan tersebut. Hal kedua yang menjadi tugasnya pula adalah melakukan pencatatan bahan-bahan baku rokok yang diambil oleh para pekerja borongan yang ikut mengerjakan pembuatan rokok. Banyaknya timbangan tembakau, cengkeh, klobot, dan kertas. Setelah selesai mereka mengambil bahan Baku tersebut, tiga sampai empat hari kemudian para pekerja borongan mengembalikan sejumlah tertentu rokok yang telah jadi, dan dicocokkan dengan barang yang tempo hari diambilnya. Apakah sesuai atau tidak? Kalau hitungannya cocok maka pembayaran bisa segera dilaksanakan. Sebaliknya jika tidak cocok maka harus dicari, dimana letak kesalahannya. Dan interaksi yang intens semacam inilah yang menjadikan Mc. Wartono memiliki pengetahuan yang mendalam tentang proses produksi rokok kretek.
Pada tahun 1938, Mc. Wartono juga pemah mencoba usaha pembuatan tahu di samping bidang pertanian yang telah menjadi "kewajiban" bagi seorang anak untuk membantu orang tuanya. Selain usaha pertanian padi, pertanian lainnya yang pernah dikembangkan oleh keluarga Mc. Wartono adalah menanam kapas. Usaha-usaha ini tidaklah begitu menjanjikan akan kehidupan yang lebih baik.
Kehidupan terus berjalan, seiring bertambahnya umur Mc. Wartono yang menginjak usia 23 tahun (1943), ia memutuskan untuk mulai membangun kehidupan berumah tangga. Gadis pilihannya jatuh pada Sutarsi, yang terlahir di Gondosari tahun 1927 dengan pendidikan terakhir Kweekschool Serang Banten, Jawa Barat. Sutarsi anak dan keluaga Kartodiwiryo, yang juga mantan Kepala Desa Gondosari Gebog. Keluarga baru ini memulai usahanya adalah pembuatan tenun (textil) dengan memakai sistem ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Macam produksinya adalah bahan-bahan pakaian dan sarung. Namun usaha ini tidak berjalan lama dan mengalami kemunduran karena dalam situasi yang tidak stabil pada masa pendudukan Jepang dan terjadinya kelangkaan sebagian bahan-bahan Baku import.
yayasan rumah pintar "wanabakti manunggal" kudus
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar